1. Pertimbangkan Daftar Rekomendasi Terlebih Dahulu
Trader yang ada di daftar rekomendasi Gate pada halaman utama Copy Trading dipilih oleh sistem melalui algoritma objektif, sehingga memiliki nilai referensi tertentu. Copier dapat memilih Lead Trader terbaik untuk diikuti.
2. Lakukan Evaluasi Ilmiah terhadap Gaya Trader dengan Menganalisis Indeks
Setiap trader memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, begitu juga dengan ekspektasi psikologis setiap copier. Oleh karena itu, proses pemilihan trader sangatlah krusial. Berdasarkan parameter seperti “Sharpe Ratio”, “Yield Curve”, dan lainnya, Anda dapat melakukan penyaringan trader secara ilmiah agar lebih sesuai dengan ekspektasi psikologis Anda.
Indeks 1: Sharpe Ratio
Rumus Perhitungan Sharpe Ratio
Dalam Gate Copy Trading, Sharpe Ratio dapat dipahami secara sederhana sebagai parameter teknis yang didapatkan dari rata-rata ROI trader dibagi dengan standar deviasi ROI trader.
Total ROI dan standar deviasi ROI diperbarui setiap jam. Nilai Sharpe Ratio & Aplikasi Praktis
Sharpe Ratio mengukur hubungan antara ROI dan risiko, yang berkaitan dengan operasi trader. Misalnya, rata-rata return trader A adalah 10 dan risikonya 20%. Rata-rata ROI trader B adalah 10%, dan risikonya 30%. Dari sini, hubungan antara return dan risiko trader A lebih menguntungkan.
Namun, jika rata-rata ROI trader C adalah 10%, risikonya 20%, sedangkan rata-rata ROI trader D adalah 20%, dan risikonya 50%. Bagaimana cara menilai secara objektif siapa di antara C dan D yang memiliki hubungan risiko dan ROI yang lebih wajar?
Di sinilah Sharpe Ratio digunakan. Berdasarkan rumus perhitungan Sharpe Ratio: rata-rata ROI trader / standar deviasi ROI trader, semakin besar standar deviasi ROI, semakin tinggi risikonya. Mari lanjutkan pembahasan antara trader C dan trader D serta jelaskan secara singkat cara menggunakan Sharpe Ratio untuk memilih di antara keduanya: menilai hubungan risiko dan ROI melalui Sharpe Ratio. Sharpe Ratio trader C = 10% / 20% = 0,5, dan Sharpe Ratio trader D = 20% / 50% = 0,4. Jelas, trader C lebih baik jika dilihat dari Sharpe Ratio. Dengan demikian, sebagai copier, Anda dapat menggunakan Sharpe Ratio untuk menilai kemampuan kepemimpinan trader, sehingga dapat mengurangi risiko investasi dan meningkatkan return investasi.
Indeks 2: Yield Curve
Apa yang Dimaksud dengan Yield Curve?
Yield Curve diekspresikan sebagai berikut: sumbu horizontal adalah waktu, dan sumbu vertikal adalah kurva koordinat dua dimensi dari ROI trader.
Studi Kasus: Informasi Berharga dalam Yield Curve
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah, Yield Curve ditampilkan dalam bentuk waktu & kurva hasil. Dengan cara ini, copier dapat lebih intuitif mengamati tren keseluruhan ROI trader.
Puncak ROI pada gambar menunjukkan potensi kemampuan trader, dan nilai puncak serta rendahnya ROI mencerminkan stabilitas kepemimpinan trader. Secara keseluruhan, trader yang ROI-nya terus meningkat cenderung stabil dan dapat diandalkan dalam memimpin. Akan ada penurunan ROI kecil yang bersifat sementara, namun pengendalian stop loss yang wajar tetap dilakukan. Kerugian modal jarang terjadi, menandakan trader memiliki cukup metode untuk menghadapi pasar yang fluktuatif. Anda dapat mempertimbangkan untuk mengikuti trader tersebut.
3. Pilih Mode Copy yang Tepat
Terdapat risiko dalam copy trading, sehingga pengguna perlu memilih mode copy yang sesuai dengan dana dan minat mereka. Copier baru sebaiknya memilih mode copy dengan hati-hati. Platform menyarankan agar copier memilih “mode sederhana” untuk mendapatkan ROI yang mirip dengan trader dan menyalin posisi trader!
4. Beberapa Kesalahan Umum dalam Proses Copy Trading
4.1 Kesalahan Kognitif
Kurangnya Kesadaran Risiko
Risiko tinggi dan return tinggi adalah prinsip dasar investasi, masa depan itu sendiri bersifat berisiko tinggi. Lead trader hanya mengendalikan rasio risiko dan return dalam rentang yang lebih wajar, menukar risiko yang lebih rendah untuk return yang lebih besar, namun bukan berarti copier tidak perlu menanggung risiko dan tidak akan rugi. Karena trader tidak bisa menjamin selalu menang, kerugian bisa saja terjadi. Pada dasarnya, copy trading bukanlah untuk menghindari risiko dan hanya mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, ini tentang mencocokkan return dan risiko ke tingkat yang sama seperti trader yang baik.
Kesalahan Kognitif: Tidak ada nilai dalam menyalin trader dengan yield dan win rate rendah atau menengah.
Merupakan kesalahan kognitif jika menganggap tidak ada nilai dalam menyalin trader dengan yield dan win rate rendah atau menengah. Contoh berikut dari trader A dan B akan membantu Anda memahami lebih lanjut.
Trader A: yield tinggi, win rate rendah dan menengah
Trader A memiliki profit yang relatif tinggi, namun win rate tradingnya berada di level menengah ke bawah, menandakan trader A mampu menangkap tren harga secara akurat dalam beberapa strategi trading tunggal dan memperoleh rentang profit yang lebih besar. Secara keseluruhan, trader A lebih menonjol dalam profit dan loss, serta memiliki probabilitas lebih besar untuk mendapatkan win rate tinggi dalam satu order.
Trader B: yield rendah dan menengah, win rate tinggi
Yield trader B berada di level rendah dan menengah, namun win rate-nya tinggi, menandakan trader B memiliki probabilitas lebih besar untuk mendapatkan profit di setiap order, dan yield-nya relatif stabil. Dengan risiko yang lebih kecil, trader B lebih cocok untuk copier yang menginginkan return stabil.
Fokus pada profit dan loss jangka pendek, tanpa visi jangka panjang:
Trading adalah bisnis jangka panjang. Copy Trading memberikan jalan pintas bagi pengguna biasa yang kurang pengalaman trading untuk terhubung dengan trader berkualitas, namun tetap merupakan investasi jangka panjang, sehingga copier juga harus memiliki visi jangka panjang dalam menilai profit dan loss. Ketika Anda ingin berhenti copy trading, Anda dapat membandingkan hasil copy trading mingguan dengan hasil bulanan pada data historis, dan jangan jadikan profit dan loss jangka pendek sebagai satu-satunya tolok ukur dalam menilai kemampuan trader memimpin trading.
Merasa gugup dan takut saat mengalami kerugian, kurang sabar:
Pasar sangat fluktuatif, dan trader juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan strategi trading agar dapat menghadapi perubahan pasar (seperti terlihat pada gambar: yield trader berubah seiring waktu). Copier yang cenderung panik dan takut perlu bersabar menunggu trader menyesuaikan strategi tradingnya. Selain itu, copier juga harus memiliki ekspektasi psikologis yang wajar terkait stop loss dan take profit sebelum melakukan copy trading.
4.2 Tidak Memahami Mekanisme Copy Trading
Menyalin order yang sangat menguntungkan pasti akan mendapat profit
Copier menyalin trader ketika melihat order yang sangat menguntungkan, namun gagal mendapatkan return dari order tersebut. Alasannya adalah trader mungkin sudah selesai melakukan pembukaan posisi ketika copier melihat ordernya. Copier tidak dapat membuka posisi yang sama pada saat itu, dan hanya bisa menunggu kesempatan berikutnya untuk menyalin trader saat membuka posisi.
Saya sudah menyalin, tapi data copy trading tidak muncul, apakah berarti copy gagal?
Tidak munculnya data copy trading bukan berarti copy gagal. Copier dapat memeriksa data dengan cara berikut.
4.2.1. Periksa mode copy trading: cek apakah Anda menggunakan mode copy tingkat lanjut. Pertama-tama, perlu dicek apakah Anda sudah mengaktifkan “Copy From Scratch.” Setelah memilih opsi ini, Anda dapat menyalin trader segera setelah dia membuka posisi.
4.2.2. Jika trader belum membuka posisi, periksa apakah ada notifikasi di Feeds melalui halaman profilnya atau Anda dapat meninggalkan komentar dan berinteraksi untuk mengingatkan trader agar membuka posisi.
4.2.3. Copier dapat menyalin beberapa trader untuk membuka posisi. Jika trader tidak membuka posisi dalam waktu lama, copier dapat memilih trader lain untuk diikuti.
