#美SEC促进加密资产创新监管框架 Baru-baru ini ada teman yang tanya soal pengalaman investasi, saya bilang satu hal yang mungkin agak pedas: di pasar, kebanyakan keputusan yang terasa nyaman justru biasanya salah. Keputusan yang benar-benar menghasilkan uang, sering kali justru bertentangan dengan intuisi.

Ini bukan omong kosong. Tahun 2015 saya masuk ke dunia ini dengan modal Rp5.000.000, itu uang hasil ngumpulin dari kerja serabutan waktu kuliah: jadi affiliate di Taobao, promosi aplikasi, jasa pengiriman barang, dan semacamnya. Setelah lulus, teman-teman sibuk persiapan tes CPNS dan beli rumah, saya malah pergi ke Kunming dan Dali, dengan tekad dalam hati—saya harus ubah nasib lewat investasi.

Awal masuk pasar, saya merasa BTC terlalu mahal, jadi saya fokus ke ETH dan beberapa altcoin yang kelihatan punya potensi. Modal sedikit, gimana dong? Pakai leverage, kelola posisi dengan hati-hati. Kalau pasar lagi jelek, coba-coba dengan posisi kecil, anggap bayar uang belajar; kalau tren datang, berani all-in, ambil untung sebesar-besarnya. Dengan cara yang sederhana itu, dalam beberapa tahun modal Rp5.000.000 saya berkembang jadi Rp800.000.000.$BTC $ZEN

Tapi yang benar-benar bikin saya sadar justru adalah satu kesalahan “textbook”.

Waktu itu portofolio saya terbagi dua: BTC untung 30%, ETH rugi 30%. Tebak reaksi pertama saya apa? Jual BTC untuk mengamankan profit, tambah posisi di ETH biar rata-rata harga turun. Kedengarannya bijak, kan?

Hasilnya? BTC terus naik, ETH makin turun. Saya belajar dengan uang sendiri—yang kuat akan makin kuat, yang lemah akan makin lemah. Pasar tidak peduli pada “keinginan balik modal” kamu.

Akhirnya saya memaksa diri melakukan penyesuaian yang bertentangan dengan naluri: cut loss di koin lemah, tambah posisi di koin kuat. Awalnya rasanya berat banget, tapi setelah beberapa kali praktik, ternyata hasil jangka panjang jauh lebih baik daripada bertahan di posisi yang salah.

Jujur saja, dunia kripto mungkin adalah jalur tercepat bagi orang biasa untuk mengubah nasib. Kalau di depan peluang sebesar ini saja masih ragu, di tempat lain akan lebih sulit lagi. Sekarang saya ingin ajak beberapa orang, bukan untuk apa-apa, cuma berharap ada yang bisa lebih hemat biaya belajar, lebih sedikit salah jalan.