#ETH走势分析 Baru-baru ini ada data yang cukup menarik: stok Ethereum di bursa-bursa besar telah turun ke titik terendah dalam sejarah—hanya sekitar 8,7% ETH yang masih tersimpan di platform perdagangan, ini adalah rekor terendah sejak 2015.

Perubahan ini sudah mulai sejak Juli 2025. Banyak ETH keluar dari bursa, lalu ke mana perginya? Ke staking untuk imbal hasil, kustodian institusi, jaringan Layer-2, protokol DeFi… Jelas para pemegang tidak berniat meninggalkan koin di bursa hanya untuk dijual sewaktu-waktu.

Di sisi suplai, terjadi pengetatan yang langka. Menurut analis, ETH sedang mengalami "lingkungan suplai paling ketat dalam sejarah"—singkatnya, koin yang siap diperdagangkan di pasar jadi makin sedikit. Begitu permintaan kembali, sedikit saja ada kenaikan minat beli, harga bisa langsung terdorong naik.

Tentu saja, ini bukan berarti harga bisa langsung melonjak tajam. ETH saat ini masih berfluktuasi di sekitar US$3.000, faktor makro tetap sangat penting: bagaimana arah kebijakan suku bunga, apakah selera risiko pasar berubah, apakah ada resistance secara teknikal… semua itu akan langsung berpengaruh pada pergerakan jangka pendek.

Secara struktural, stok di bursa yang berkurang berarti tekanan jual juga berkurang. Kalau koin sudah terkunci di staking atau DeFi, artinya pemegang lebih memilih alokasi jangka panjang daripada trading jangka pendek. Bagi investor yang optimis pada ekosistem Ethereum, kondisi suplai ketat seperti ini adalah sinyal yang cukup positif.

Namun, tetap ada risiko. Volatilitas jangka pendek, kebijakan makro, perubahan sentimen pasar yang tiba-tiba, semua masih bisa membuat harga terkoreksi. Situasi ini lebih cocok untuk mereka yang siap menemani Ethereum dalam jangka panjang, bukan untuk trader yang ingin untung cepat dan keluar masuk pasar.