TAMPILAN PROYEK | Bagaimana Startup Blockchain RWA Ethiopia, WAGA, Mempercepat Rantai Kopi Ethiopia Melalui Tokenisasi

Startup Ethiopia, WAGA, ingin memanfaatkan potensi besar pertanian di negara tersebut dengan melakukan uji coba platform berbasis blockchain di rantai pasok kopi pada pertengahan 2025.

Para Co-Founder, Emanuel Acho (PhD) dan Hana Terefe, mencetuskan WAGA saat magang di Nethermind, perusahaan riset dan rekayasa perangkat lunak blockchain yang berbasis di London. Meskipun awalnya mereka mempertimbangkan untuk memulai di Uganda, potensi besar rantai pasok kopi Ethiopia akhirnya menarik mereka.

Hana, yang baru mengenal dunia kripto sekitar tiga tahun lalu, langsung terpesona oleh kemungkinan transformatifnya.

“Sudah sepantasnya membawa ini ke Ethiopia, salah satu produsen kopi terbesar di dunia,” ujarnya.

Menurut Hana, masuknya perusahaan penambangan Bitcoin, regulasi aset kripto yang akan datang, dan adopsi teknologi blockchain yang semakin meningkat semakin memperkuat visi mereka. Namun, ia menyadari pentingnya membuktikan nilai tambahnya baik kepada regulator maupun pemangku kepentingan rantai pasok.

Di Ethiopia, petani kecil—yang memproduksi 95% kopi negara itu—hanya menerima sebagian kecil dari nilai eceran komoditas tersebut karena harga yang tidak transparan, pembayaran yang tertunda, dan ketergantungan pada perantara. Meskipun kopi merupakan sumber utama devisa, menyumbang hampir sepertiga pendapatan ekspor Ethiopia, kemiskinan tetap merajalela di sektor ini, dengan sebagian besar petani hanya menggarap lahan kurang dari setengah hektar.

Tujuan WAGA adalah menyederhanakan perdagangan, meningkatkan transparansi, dan menghubungkan petani ke pasar keuangan terdesentralisasi (DeFi), memberdayakan mereka dengan peluang keuangan yang lebih besar.

“Mendesentralisasi rantai pasok kopi yang terfragmentasi adalah inti esensinya.” kata Hana.

“Dengan mendigitalkan kopi menjadi token, setiap langkah dari kebun hingga cangkir menjadi dapat dilacak. Petani mempertahankan kepemilikan token, melewati batasan penyimpanan fisik, dan melindungi diri dari volatilitas harga saat penjualan.”

Cara Kerja Proses Tokenisasi Kopi di WAGA

WAGA memberikan setiap batch kopi fisik sebuah token di blockchain Ethereum, dengan metadata utama—seperti asal, sertifikasi, dan metode pengolahan—disimpan dengan aman di IPFS, jaringan penyimpanan terdesentralisasi. Oracle Chainlink memverifikasi keberadaan cadangan kopi serta harga pasar secara real-time, memastikan setiap token tetap terkait dengan aset nyata.

Melalui smart contract, petani dapat menjual token ini langsung ke pembeli global, mengotomatiskan pembayaran setelah konfirmasi pengiriman. Menurut para pendiri, pendekatan ini mengurangi biaya transaksi hingga 70% serta menghilangkan keterlambatan pembayaran.

WAGA juga akan terintegrasi dengan alat keuangan terdesentralisasi (DeFi), memungkinkan petani menggunakan kopi yang ditokenisasi sebagai jaminan pinjaman di platform terdesentralisasi. Pendekatan inovatif ini memberikan likuiditas yang sangat dibutuhkan bagi petani yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan tradisional.

Proyek WAGA mengadopsi standar token ERC-1155 di blockchain Ethereum, memungkinkan pembuatan dan transfer berbagai jenis token (baik fungible maupun non-fungible) dalam satu transaksi.

Roadmap WAGA mencakup peluncuran testnet pada pertengahan 2025, memungkinkan platform untuk menyempurnakan fiturnya dalam lingkungan terkendali sebelum peluncuran mainnet resmi. Tonggak ini akan menentukan apakah teknologi terdesentralisasi benar-benar dapat mendorong perubahan sistemik di salah satu industri tertua di dunia.

“Nilai token kami langsung terikat pada kopi. Artinya, nilainya dipatok dengan kopi,” kata Emmanuel Acho.

Acho yakin bahwa dengan mengaitkannya pada pasokan kopi dunia nyata dan menggunakan blockchain untuk melacak setiap langkah produksi, WAGA memastikan transparansi dan stabilitas.