#数字货币市场洞察 Saat baru masuk ke dunia ini, saya sama seperti kebanyakan orang——$BTC harga naik ratusan langsung FOMO, $ETH harga turun sedikit langsung ingin beli di bawah.

Kejar harga tinggi malah nyangkut, mantengin chart sampai jam tiga pagi, suasana hati naik turun mengikuti grafik K, rugi sampai tidur pun tidak nyenyak. Pada masa itu, uang dan emosi saya benar-benar dikendalikan oleh pasar, kisah orang lain yang mendadak kaya hanya jadi cerita belaka.

Belakangan saya sadar satu hal: berkhayal itu percuma. Justru dengan menyederhanakan strategi sampai ke inti, lebih mudah untuk bertahan.

Saya buat empat aturan mati untuk diri sendiri:

Fokus pada aset inti——BTC dan ETH jadi posisi utama, meski koin kecil terlihat menggiurkan tetap tidak disentuh;
Disiplin pada batas cut loss——persentase kerugian sudah ditentukan, begitu kena langsung cut, tidak ada kompromi;
Tentukan titik take profit——kalau sudah untung langsung tarik, amankan profit, jangan berharap harga naik terus;
Tunggu peluang datang——tidak setiap hari ada peluang, pasar tidak memaksa kamu, jadi jangan kejar tren panas.

Sejak saat itu, setiap transaksi seperti pertarungan psikologis. Saat floating profit, tetap tenang dan ambil keuntungan, saat rugi, disiplin pada cut loss. Tidak ada bocoran, tidak ada hoki mendadak, hanya disiplin dan kesabaran yang dipegang erat.

Tiga bulan berlalu, 600U perlahan jadi 10.000U.

Di dunia kripto, sebagian besar pemula tumbang karena serakah dan emosi tidak terkendali. Mereka yang bisa melipatgandakan modal, yang bisa bertahan sampai akhir, adalah mereka yang tahu mengendalikan peluang dengan disiplin dan menjaga profit dengan kesabaran.

Kalau saya lihat ke belakang, selama tiga bulan itu, setiap kali berjuang, setiap kali menahan diri dari impulsif, semua itu adalah jalan yang harus dilewati untuk pertumbuhan akun. 600U jadi 10.000U, tidak ada jalan pintas, hanya menganggap setiap posisi sebagai ujian nyata.

Sekarang saya sudah keluar dari fase itu. Kamu bagaimana?

Mau terus jadi korban, atau jadi orang yang tertawa di akhir? Itu pertanyaan yang patut dipikirkan matang-matang.