Baru-baru ini saya minum teh dengan beberapa teman lama sesama pemilik koin, dan kami membahas satu kebingungan yang sama—sebenarnya harus diapakan Bitcoin yang ada di tangan?

Terus terang, sudah menimbun selama bertahun-tahun, perasaannya cukup campur aduk. Di satu sisi merasa tenang, toh ini emas digital; di sisi lain agak tertekan, karena selain dibiarkan begitu saja, rasanya tidak bisa melakukan apa-apa. Sampai tahun ini, situasinya tiba-tiba berubah.

Bitcoin mulai "hidup" di berbagai Layer2—Swap, pinjaman, liquidity mining, tiba-tiba banyak pilihan baru. Tapi masalah baru pun muncul: BTC saya ngendon di mainnet, kalau mau main di ekosistem baru ini harus cross-chain satu per satu, dibungkus, jembatan... Setiap kali operasi rasanya seperti transfer antar bank yang berbeda, selain ribet, hati juga was-was.

Jadi saat saya melihat Lorenzo Protocol, saya cukup terkejut.

Ini bukan "bridge" dalam arti tradisional. Lebih tepatnya, seperti sistem penjadwalan pintar untuk aset Bitcoin. Contoh nyata: kamu ingin memasukkan BTC ke Merlin Chain untuk ikut protokol baru, proses normalnya adalah cross-chain → wrapping → menyediakan likuiditas... Setiap langkah ada biaya gesek dan risiko potensial.

Pendekatan Lorenzo berbeda: setelah kamu menyimpan BTC, kamu akan mendapatkan sertifikat likuiditas universal (misalnya tBTC), yang bisa bebas bergerak di semua L2 yang terhubung dengannya. Kedengarannya sederhana, tapi pengalaman nyatanya cukup beda.

Perubahan yang paling terasa?

Bagi pengguna biasa: tidak perlu lagi mempelajari solusi bridge di setiap chain. Sekali simpan, bisa digunakan di banyak chain. Yang dihemat bukan cuma waktu