Apakah kamu menyadari satu hal?

Dalam sepuluh hari terakhir, sikap Wall Street terhadap Bitcoin tiba-tiba berubah. Bukan lagi sikap hangat-hangat kuku seperti "kami sedang meneliti", melainkan gerakan nyata yang besar.

Vanguard Group langsung membuka jalur BTC untuk 50 juta nasabahnya. Raksasa yang mengelola $11 triliun ini dulunya terkenal sangat konservatif. JPMorgan mengajukan permohonan surat utang leverage BTC, Goldman Sachs menggelontorkan $2 miliar untuk mengakuisisi Innovator Capital, dan Bank of America mengizinkan 15.000 penasihatnya untuk mengalokasikan maksimal 4% portofolio klien ke Bitcoin.

Empat institusi ini, total aset mereka lebih dari $20 triliun.

Linimasa peristiwanya terlalu rapat, sampai-sampai membuat orang curiga ini bukan kebetulan.

Yang lebih menarik adalah perbandingannya: pada bulan November, ritel panik besar-besaran, ETF mencatat arus keluar bersih $3,47 miliar, rekor tertinggi dalam satu bulan. Namun di saat yang sama, raksasa keuangan ini sedang sibuk membangun infrastruktur—mereka yang mengambil alih.

Token berpindah dari tangan lemah ke tangan kuat.

Di sisi MSCI, ada penyesuaian aturan yang sedang berjalan, yang bisa memicu arus jual pasif senilai $11,6 miliar. Nasdaq memperbesar skala opsi IBIT 40 kali lipat untuk menstabilkan volatilitas.

Jadi situasi sekarang bukan Bitcoin yang kalah, melainkan aturan mainnya sudah ditulis ulang. Kali ini Wall Street benar-benar serius.