Di peta kebijakan moneter bank sentral global, akhirnya potongan Jepang mulai bergerak.

Ekonom Bank of America, Takayasu Kudou, pada 5 Desember mengeluarkan analisis penting: Bank Sentral Jepang sangat mungkin pada pertemuan suku bunga 18-19 bulan ini akan menaikkan suku bunga kebijakan dari 0,5% menjadi 0,75%. Jangan remehkan kenaikan 0,25 poin persentase ini—ini menandai Jepang resmi mengucapkan selamat tinggal pada era super longgar.

Kenapa bergerak sekarang? Ada beberapa sinyal yang saling mendukung.

Laporan keuangan perusahaan baru-baru ini menunjukkan perkembangan positif, negosiasi upah musim semi membawa kabar baik, dan yen terus melemah hingga membuat orang khawatir. Ditambah lagi, pemerintah juga ikut menekan, jadi kali ini bank sentral benar-benar sudah bulat tekadnya.

Tapi ceritanya belum selesai.

Takayasu Kudou memberikan jadwal yang lebih tegas: ini bukan hanya aksi sekali, melainkan memulai siklus kenaikan suku bunga setiap setengah tahun. Juni 2026, Januari dan Juli 2027, semuanya sudah masuk kalender penyesuaian suku bunga. Jepang akan menggunakan waktu lebih dari dua tahun untuk secara bertahap mengembalikan suku bunga ke kisaran normal.

Apa artinya bagi pasar? Yen kemungkinan akan berhenti melemah dan mulai stabil, kurva imbal hasil obligasi pemerintah akan dirombak ulang, dan biaya pinjaman perusahaan pasti akan naik. Bagi perusahaan Jepang yang sudah terbiasa dengan lingkungan suku bunga nol, ke depannya mereka benar-benar harus menguji daya tahan mereka dengan uang sungguhan.

Hasil pertemuan pertengahan Desember ini menjadi perhatian investor global. Bagaimanapun juga, perubahan kebijakan moneter ekonomi terbesar ketiga dunia ini, riaknya pasti tidak akan berhenti hanya di Teluk Tokyo.