Beberapa tahun terakhir saya bergelut di pasar trading, saya merangkum satu set strategi trading stabil dengan lima bagian modal. Terus terang, metode ini membantu saya menghindari banyak jebakan, juga membuat saldo akun perlahan-lahan bertambah. Hari ini saya rangkum beberapa pengalaman, semoga bermanfaat untuk semua.

Pertama soal manajemen dana. Saya terbiasa membagi modal menjadi 5 bagian, setiap kali maksimal hanya menggunakan 1 bagian. Atur batas cut loss 10%, jadi meski salah arah, kerugian per transaksi hanya 2% dari total dana. Kalau salah sampai 5 kali berturut-turut baru rugi 10%, tapi asal sekali benar, ruang take profit di atas 10% sudah bisa menutup kerugian sebelumnya. Dengan cara seperti ini, mental jadi jauh lebih stabil.

Soal timing entry, saya sangat disiplin—ikuti tren. Rebound di pasar yang sedang turun, biasanya hanya jebakan naik palsu; koreksi di tren naik, itulah peluang emas yang sebenarnya. Membeli di harga rendah jauh lebih aman daripada mengejar harga tinggi, teori ini kelihatannya sederhana, tapi saat di pasar, tidak banyak yang bisa menahan diri.

Ada satu pelajaran pahit juga: koin yang naik tajam dalam waktu singkat, baik itu koin utama atau koin kecil, sebaiknya jangan disentuh. Jarang sekali ada aset yang bisa naik terus tanpa koreksi, setelah naik tajam biasanya langsung melemah, setelah sideways di atas langsung berbalik arah. Banyak orang sudah tahu ini, tetap saja ingin coba-coba, ujung-ujungnya malah jadi korban di puncak harga.

Untuk indikator teknikal, saya sering pakai MACD sebagai bantuan pengambilan keputusan. Saat garis DIF dan DEA golden cross di bawah garis nol, lalu menembus ke atas garis nol, itu sinyal entry yang cukup aman. Sebaliknya, kalau MACD dead cross di atas garis nol lalu turun, saatnya mulai kurangi posisi.

Khusus soal "averaging down". Entah siapa yang mencetuskan, tapi banyak yang jadi korban. Banyak trader ritel justru semakin rugi makin nambah posisi, makin nambah makin rugi, akhirnya malah terjebak. Prinsip saya: jangan pernah tambah posisi saat rugi, hanya tambah saat sudah profit. Aturan keras ini sudah beberapa kali menyelamatkan saya.

Volume transaksi juga indikator kunci. Breakout dengan volume besar di harga rendah wajib diperhatikan, biasanya itu sinyal tren mulai berjalan; tapi kalau di harga tinggi muncul volume besar tapi harga stagnan, sebaiknya keluar segera, jangan berharap ada gelombang kenaikan kedua.

Saat memilih aset, hanya pilih yang tren naik. MA 3 hari naik adalah peluang jangka pendek, MA 30 hari naik cocok untuk swing, MA 84 hari naik bisa jadi fase utama, MA 120 hari naik berarti posisi long-term. Dengan seleksi seperti ini, winrate akan jauh lebih tinggi dan tidak buang waktu ngawasin pasar.

Terakhir, biasakan evaluasi. Setiap minggu cek chart weekly, periksa logika memegang aset masih valid atau tidak, tren masih berlanjut atau tidak, dan segera sesuaikan strategi. Pasar cepat sekali berubah, ngotot pakai satu cara pasti akan rugi di akhirnya.

Semua ini adalah hasil pengalaman langsung, bukan teori tinggi, intinya cuma: kontrol risiko, ikuti tren, disiplin eksekusi.