Bulan lalu, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi sedang menyelesaikan paket belanja besar senilai $137 miliar. Skalanya? Sangat besar. Reaksi dari para investor? Tidak terlalu hangat.

Dalam beberapa minggu terakhir, cetak biru pengeluaran ini telah memicu ketegangan antara pemerintah dan pelaku pasar obligasi. Kekhawatiran semakin meningkat tentang ke mana sebenarnya kesehatan fiskal Jepang akan menuju. Dan tepat saat rencana itu hampir disahkan, seseorang memberikan grafik obligasi kepada PM yang tampaknya berbicara banyak.

Grafik tersebut menyoroti apa yang selama ini dibisikkan banyak orang: pasar tidak lagi mempercayai narasi yang ada. Dengan tingkat utang yang sudah sangat tinggi, menambah ratusan miliar lagi membuat para trader mempertanyakan keberlanjutan. Imbal hasil obligasi mulai bergerak. Premi risiko merayap naik.

Ini adalah kebuntuan klasik—pemerintah ingin menstimulasi, investor ingin kepastian. Dan saat ini, pasar obligasi yang berbicara.