Pasar Prediksi, Kerentanan AI, dan Ancaman Kuantum terhadap Kripto

Sumber: Blockworks Judul Asli: Thursday links: Prediction markets, agent hackers, quantum risks Tautan Asli: https://blockworks.co/news/agent-hackers-quantum-risks

Evolusi Pasar Prediksi

Michael Lewis menelusuri asal-usul taruhan proposisi ke tahun 1985 ketika Caesars Palace menawarkan odds 20-1 bahwa William “Refrigerator” Perry akan mencetak touchdown di Super Bowl. Perry benar-benar mencetak skor, menyebabkan Caesars kehilangan setidaknya $250.000—namun presiden kasino menyebutnya sebagai taruhan terbaik mereka karena publisitas yang dihasilkan.

Ini memicu revolusi dalam dunia taruhan. Sebelum touchdown Perry, hanya ada sekitar tiga jenis taruhan di Super Bowl: pemenang, total poin, dan skor paruh waktu. Saat ini, terdapat ratusan taruhan proposisi, dan bandar taruhan kini lebih banyak menulis bisnis pada props daripada pada pertandingan itu sendiri.

Evolusi ini menjadi dasar bagi pasar prediksi canggih saat ini, yang kini menawarkan odds untuk hampir apa saja.

Pasar Politik dan Umpan Baliknya

Pasar prediksi kini begitu canggih sehingga beberapa trader memeriksanya beberapa detik sebelum peristiwa besar terjadi—pasar sering bergerak lebih dulu daripada media tradisional.

Profesor ilmu politik Stanford Andy Hall melihat pasar prediksi berpotensi menawarkan “gambaran bersama yang lebih jelas tentang lingkungan politik yang sangat kompleks.” Namun, ia memperingatkan adanya umpan balik yang mengkhawatirkan. Selama pemilihan Jaksa Agung Virginia, klaim exit poll yang tidak terverifikasi di media sosial menggerakkan pasar prediksi, yang kemudian menjadi “berita utama,” semakin memperkuat pergerakan pasar.

Hall juga mempertanyakan makna “memenangkan” pemilu ketika pasar prediksi diperlakukan sebagai sumber kebenaran. Jika pasar prediksi “memutuskan” hasil pemilihan presiden yang sangat ketat di 2028, implikasinya bisa sangat besar.

Agen AI sebagai Peretas Smart Contract

Peneliti dari Anthropologic melaporkan bahwa agen AI berhasil mengeksploitasi 56% smart contract dengan kerentanan yang telah diketahui. Yang lebih mengkhawatirkan, ketika diuji pada 2.849 smart contract tanpa kerentanan yang diketahui, agen tersebut menemukan dua eksploitasi zero-day baru.

Tingkat peningkatannya sangat mencengangkan: pendapatan eksploitasi model frontier berlipat ganda setiap 1,3 bulan selama setahun terakhir—dibandingkan dengan Hukum Moore yang menyatakan semikonduktor berlipat ganda setiap dua tahun.

Biaya juga menjadi perhatian: memindai satu kontrak untuk mencari kerentanan rata-rata hanya membutuhkan $1,22. Seiring terus turunnya biaya, penyerang akan menerjunkan lebih banyak agen AI untuk menguji kode apa pun di jalur menuju aset yang bernilai tinggi.

Komputasi Kuantum dan Kerentanan Kripto

Meskipun ancaman kuantum terhadap kriptografi sering dianggap sebagai masalah masa depan yang memengaruhi segala sesuatu secara setara, kripto menghadapi kerentanan unik.

Peneliti kriptografi klasik telah bekerja pada resistansi kuantum selama bertahun-tahun dan sudah memiliki protokol yang siap. Sistem Web2 memiliki otoritas terpusat yang dapat menghentikan transaksi jika diperlukan. Namun, kripto menghadapi dua masalah kritis:

1. Blockchain menggunakan aplikasi kriptografi baru yang kurang diperhatikan oleh peneliti resistansi kuantum
2. Sifat terdesentralisasi kripto membuat perubahan infrastruktur sangat menantang

Selain itu, blockchain memang dirancang khusus agar data tersedia untuk semua orang setiap saat—artinya komputer kuantum dapat mendekripsi seluruh riwayat transaksi setiap blockchain.

Privacy coin seperti Monero sudah dianggap rentan. Pemerintah dapat menggunakan komputer kuantum untuk mengidentifikasi keuntungan kripto yang tidak dilaporkan dan mengirimkan tagihan pajak. Koin milik Satoshi bisa dipindahkan, dan negara rival dapat menargetkan Bitcoin bukan untuk keuntungan, melainkan untuk mengacaukan sistem yang semakin terintegrasi dengan keuangan AS.

Meskipun kapitalisasi pasar kripto mencapai $3 triliun, investasi pada solusi tahan-kuantum tetap minim. Para ahli memperkirakan bahwa risiko kehilangan total sebesar 1% seharusnya mendorong investasi pertahanan sebesar $30 miliar—namun pengeluaran saat ini pada dasarnya nol.