Pada hari Rabu, ledakan cepat di pasar saham AS juga berkurang dengan cepat, dengan lebih dari 300 saham indeks S&P 500 turun dalam waktu kurang dari dua jam, yang berarti para investor yang mencari dasar pasar mungkin perlu terus menunggu.
Ini adalah apa yang ditunjukkan oleh serangkaian indikator teknis. Meskipun saham AS mungkin naik dalam beberapa hari atau minggu ke depan, namun sebelum benar-benar memulai pemulihan, masih ada beberapa ambang yang perlu dilewati.
Antusiasme awal hari Rabu didasarkan pada data yang menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) Februari naik pada laju terendah dalam empat bulan, yang mungkin memberikan alasan kepada Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga lebih awal dari perkiraan. Namun, inflasi bukan lagi pendorong utama bagi para investor, melainkan pertumbuhan ekonomi, juga ancaman perdagangan yang dibawa oleh kebijakan tarif Trump. Berdasarkan hal ini, para investor tetap bertindak defensif.
Manajer Portofolio Investasi Rose Advisors, Patrick Fruzzetti, mengatakan, "CPI sudah tidak penting lagi. Sekarang, semuanya berkaitan dengan pertumbuhan. Berita tarif bea impor yang mempengaruhi pasar telah menjadi hal yang biasa. Fluktuasi ini akan menemani kita untuk sementara waktu, sampai kesepakatan perdagangan baru tercapai, tetapi saya rasa hal itu tidak akan terjadi dengan cepat."
Dari segi teknis, indeks S&P 500 telah mengalami kesulitan setelah berakhirnya tren naik selama dua tahun. Para pengamat grafik percaya bahwa indeks S&P 500 perlu merebut kembali garis rata-rata pergerakan 200 hari, yang berada di sekitar 5737 poin. Saat ini, indeks tersebut diperdagangkan di sekitar 5580 poin. Secara teknis, indeks S&P 500 juga menunjukkan telah berada pada level jenuh jual, menandakan bahwa Wall Street telah beralih menjadi pasar saham bearish.
Jadi pertanyaannya adalah, apakah pemulihan saat ini masih bisa berlanjut?
Indeks S&P 500 turun tajam di bawah garis tren 2 tahun
Kepala Strategi Perdagangan Saham Citigroup Stuart Kaiser mengatakan kepada klien pada Selasa malam: "Kami bukanlah pembeli di level terendah." Dia masih berpendapat bahwa saham teknologi dengan harga tinggi memiliki risiko, dan peluang intervensi Trump atau Federal Reserve AS kecil, karena Presiden AS memperingatkan bahwa warga Amerika mungkin akan merasakan sedikit "gangguan" dari perang perdagangan dengan Kanada dan Meksiko.
Kepala Strategi Teknis Fundstrat Global Advisors, Mark Newton, berpendapat bahwa dari tingkat indeks, para pedagang tidak dapat mengesampingkan kemungkinan S&P 500 jatuh ke 5500 poin.
Indeks kekuatan relatif 14 hari S&P 500 sedikit di bawah level kunci 30 pada hari Senin, untuk pertama kalinya sejak Oktober 2023. Pada penutupan hari Selasa, sekitar 25% saham indeks berada di atas rata-rata pergerakan 20 hari, ini merupakan tanda lain bagi investor untuk berbalik menjadi bearish. Sebelum trader mengeluarkan sinyal peringatan, biasanya mereka ingin melihat kurang dari 10% saham indeks di atas rata-rata pergerakan 20 hari.
Ketika harga saham turun terlalu dalam dan terlalu cepat, hampir tidak ada ruang untuk terus turun, para pengamat grafik akan menganggap saham oversold. Namun, untuk memastikan bahwa kontraksi pasar baru-baru ini telah berlalu, perbaikan sinyal teknis seperti keberagaman dan volume perdagangan diperlukan.
Kedalaman pasar saham AS masih jauh di bawah puncak November tahun lalu.
Saat ini, sekitar 38% saham di S & P 500 diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan 200 hari mereka. Ari Wald, seorang analis senior di Oppenheimer, mengatakan bahwa biasanya, angka tersebut harus turun di bawah 20% bagi para pedagang untuk berpikir pasar saham telah menyerah.
Kejadian-kejadian dalam beberapa minggu mendatang - termasuk keputusan suku bunga dari Federal Reserve pada 19 Maret, "Three Witching Days" pada 21 Maret (opsi saham, futures indeks saham, dan opsi indeks berakhir bersamaan, yang akan memperluas volatilitas), serta re-balancing portofolio akhir bulan - akan menjadi kunci apakah pasar bearish akan lebih menekan indeks saham.
Kepala Strategi Teknis Macro Risk Advisors, John Kolovos, percaya bahwa apakah indeks S&P 500 dapat melampaui 5665 poin (tingkat tertinggi Juli tahun lalu) akan menentukan apakah pasar saham akan terjebak dalam kisaran atau mengalami titik balik yang lebih menyakitkan.
Kolovos mengatakan, "Kami siap menyambut lonjakan yang signifikan, tetapi kecepatan penurunan baru-baru ini mungkin meninggalkan jaringan parut."
Analis Teknik Pasar Chief Piper Sandler, Craig Johnson, percaya bahwa jika indeks S&P 500 dapat menembus garis rata-rata 50 hari di sekitar 5975 poin, bullish akan kembali menguasai. Level ini lebih dari 7% di atas harga penutupan hari Selasa.
“Sentimen investor telah menjadi sangat bearish, sehingga sekarang sudah waktunya untuk bullish,” kata Johnson. “Sekarang pesimisme orang lebih parah daripada saat dunia berhenti pada masa pandemi tahun 2020, ini terlalu gila. Ini bukanlah krisis.”
Tekanan penjualan belum cukup besar untuk mengatasi krisis
Pengamat grafik berharap melihat tren didukung oleh volume perdagangan yang luas, bukan hanya sedikit perusahaan yang mendorong kenaikan indeks utama. Indeks Arms, juga dikenal sebagai Indeks Transaksi Pendek (TRIN), membandingkan jumlah saham naik dan turun dengan volume perdagangan naik dan turun.
Direktur Manajer ETF dan Strategi Teknis Strategas Securities, Todd Sohn, mengatakan bahwa pembacaan indeks di atas 2.0 menunjukkan investor sedang menjual saham, sementara di bawah 0.5 menunjukkan peningkatan permintaan saham. Setelah penurunan besar pada hari Selasa, indeks tersebut berada di 0.8, yang berarti sebelum pasar benar-benar siap untuk rebound, gelombang penjualan lain mungkin akan segera datang.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Saham AS Rebound dapat bertahan lama? Tiga hal besar akan menentukan nasibnya
Penulis: Xiao Yanyan
Pada hari Rabu, ledakan cepat di pasar saham AS juga berkurang dengan cepat, dengan lebih dari 300 saham indeks S&P 500 turun dalam waktu kurang dari dua jam, yang berarti para investor yang mencari dasar pasar mungkin perlu terus menunggu.
Ini adalah apa yang ditunjukkan oleh serangkaian indikator teknis. Meskipun saham AS mungkin naik dalam beberapa hari atau minggu ke depan, namun sebelum benar-benar memulai pemulihan, masih ada beberapa ambang yang perlu dilewati.
Antusiasme awal hari Rabu didasarkan pada data yang menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) Februari naik pada laju terendah dalam empat bulan, yang mungkin memberikan alasan kepada Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga lebih awal dari perkiraan. Namun, inflasi bukan lagi pendorong utama bagi para investor, melainkan pertumbuhan ekonomi, juga ancaman perdagangan yang dibawa oleh kebijakan tarif Trump. Berdasarkan hal ini, para investor tetap bertindak defensif.
Manajer Portofolio Investasi Rose Advisors, Patrick Fruzzetti, mengatakan, "CPI sudah tidak penting lagi. Sekarang, semuanya berkaitan dengan pertumbuhan. Berita tarif bea impor yang mempengaruhi pasar telah menjadi hal yang biasa. Fluktuasi ini akan menemani kita untuk sementara waktu, sampai kesepakatan perdagangan baru tercapai, tetapi saya rasa hal itu tidak akan terjadi dengan cepat."
Dari segi teknis, indeks S&P 500 telah mengalami kesulitan setelah berakhirnya tren naik selama dua tahun. Para pengamat grafik percaya bahwa indeks S&P 500 perlu merebut kembali garis rata-rata pergerakan 200 hari, yang berada di sekitar 5737 poin. Saat ini, indeks tersebut diperdagangkan di sekitar 5580 poin. Secara teknis, indeks S&P 500 juga menunjukkan telah berada pada level jenuh jual, menandakan bahwa Wall Street telah beralih menjadi pasar saham bearish.
Jadi pertanyaannya adalah, apakah pemulihan saat ini masih bisa berlanjut?
Indeks S&P 500 turun tajam di bawah garis tren 2 tahun
Kepala Strategi Perdagangan Saham Citigroup Stuart Kaiser mengatakan kepada klien pada Selasa malam: "Kami bukanlah pembeli di level terendah." Dia masih berpendapat bahwa saham teknologi dengan harga tinggi memiliki risiko, dan peluang intervensi Trump atau Federal Reserve AS kecil, karena Presiden AS memperingatkan bahwa warga Amerika mungkin akan merasakan sedikit "gangguan" dari perang perdagangan dengan Kanada dan Meksiko.
Kepala Strategi Teknis Fundstrat Global Advisors, Mark Newton, berpendapat bahwa dari tingkat indeks, para pedagang tidak dapat mengesampingkan kemungkinan S&P 500 jatuh ke 5500 poin.
Indeks kekuatan relatif 14 hari S&P 500 sedikit di bawah level kunci 30 pada hari Senin, untuk pertama kalinya sejak Oktober 2023. Pada penutupan hari Selasa, sekitar 25% saham indeks berada di atas rata-rata pergerakan 20 hari, ini merupakan tanda lain bagi investor untuk berbalik menjadi bearish. Sebelum trader mengeluarkan sinyal peringatan, biasanya mereka ingin melihat kurang dari 10% saham indeks di atas rata-rata pergerakan 20 hari.
Ketika harga saham turun terlalu dalam dan terlalu cepat, hampir tidak ada ruang untuk terus turun, para pengamat grafik akan menganggap saham oversold. Namun, untuk memastikan bahwa kontraksi pasar baru-baru ini telah berlalu, perbaikan sinyal teknis seperti keberagaman dan volume perdagangan diperlukan.
Kedalaman pasar saham AS masih jauh di bawah puncak November tahun lalu.
Saat ini, sekitar 38% saham di S & P 500 diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan 200 hari mereka. Ari Wald, seorang analis senior di Oppenheimer, mengatakan bahwa biasanya, angka tersebut harus turun di bawah 20% bagi para pedagang untuk berpikir pasar saham telah menyerah.
Kejadian-kejadian dalam beberapa minggu mendatang - termasuk keputusan suku bunga dari Federal Reserve pada 19 Maret, "Three Witching Days" pada 21 Maret (opsi saham, futures indeks saham, dan opsi indeks berakhir bersamaan, yang akan memperluas volatilitas), serta re-balancing portofolio akhir bulan - akan menjadi kunci apakah pasar bearish akan lebih menekan indeks saham.
Kepala Strategi Teknis Macro Risk Advisors, John Kolovos, percaya bahwa apakah indeks S&P 500 dapat melampaui 5665 poin (tingkat tertinggi Juli tahun lalu) akan menentukan apakah pasar saham akan terjebak dalam kisaran atau mengalami titik balik yang lebih menyakitkan.
Kolovos mengatakan, "Kami siap menyambut lonjakan yang signifikan, tetapi kecepatan penurunan baru-baru ini mungkin meninggalkan jaringan parut."
Analis Teknik Pasar Chief Piper Sandler, Craig Johnson, percaya bahwa jika indeks S&P 500 dapat menembus garis rata-rata 50 hari di sekitar 5975 poin, bullish akan kembali menguasai. Level ini lebih dari 7% di atas harga penutupan hari Selasa.
“Sentimen investor telah menjadi sangat bearish, sehingga sekarang sudah waktunya untuk bullish,” kata Johnson. “Sekarang pesimisme orang lebih parah daripada saat dunia berhenti pada masa pandemi tahun 2020, ini terlalu gila. Ini bukanlah krisis.”
Tekanan penjualan belum cukup besar untuk mengatasi krisis
Pengamat grafik berharap melihat tren didukung oleh volume perdagangan yang luas, bukan hanya sedikit perusahaan yang mendorong kenaikan indeks utama. Indeks Arms, juga dikenal sebagai Indeks Transaksi Pendek (TRIN), membandingkan jumlah saham naik dan turun dengan volume perdagangan naik dan turun.
Direktur Manajer ETF dan Strategi Teknis Strategas Securities, Todd Sohn, mengatakan bahwa pembacaan indeks di atas 2.0 menunjukkan investor sedang menjual saham, sementara di bawah 0.5 menunjukkan peningkatan permintaan saham. Setelah penurunan besar pada hari Selasa, indeks tersebut berada di 0.8, yang berarti sebelum pasar benar-benar siap untuk rebound, gelombang penjualan lain mungkin akan segera datang.